Pena dan Imaji
09 AgustusSemua yang tertoreh dari pena ini
Adalah rupa dari imaji
Yang manis, yang indah, yang kuingini
Hatiku tenang dengan menggenggamnya
Lalu bagaimana jika kenyataan
mulai mencelikan mata ini
Menyadarkan bahwa itu hanya imaji
mengingatkan bahwa itu hanya fiksi
Kemudian aku jatuh dan terluka karenanya
Patah, hancur, lalu remuk
Bagaimana jika aku takut
untuk menggenggam pena itu kembali
untuk menorehkan baris kata
dari alam imaji?
Haruskah aku berhenti sebelum terluka?
0 komentar