Lagi,
Perpisahan.
Kadang aku heran dengan semesta.
Kenapa repot-repot harus mempertemukan manusia-manusia,
jika akhirnya memisahkan mereka?
Perpisahan.
Kadang aku heran dengan semesta.
Kenapa repot-repot harus mempertemukan manusia-manusia,
jika akhirnya memisahkan mereka?
Lagi, aku dipertemukan paksa dengan senja oleh bumi.
Setelah sekian lama tak bertemu, wajah senja berubah banyak.
Warnanya berbeda.
Setelah sekian lama tak bertemu, wajah senja berubah banyak.
Warnanya berbeda.
Ada ribuan bintang berkelip di langit malam.
Mulai dari yang bernapa seperti Antares, Vega, Sirius,
Canopus, dan ribuan lainnya.
Atau planet-planet yang menyamar jadi bintang
seperti Venus di pagi hari, dan Jupiter di malam hari.
Juga bintang-bintang tak bernama yang tak disadari
keberadaannya.
Atau Quasar-quasar yang hari ini terlihat,
tapi besok menghilang tanpa pamit,
tanpa pertanda, tanpa sisa.
tapi besok menghilang tanpa pamit,
tanpa pertanda, tanpa sisa.
'Hebat ya, dia bisa masuk sekolah Angkatan Udara.'
'Hebat ya, kecil-kecil sudah juara nasional Taekwondo.'
Bukan hanya dua kali kalimat senada masuk ke telinga dan menikam jiwaku.
Sudah puluhan, bahkan ratusan kali. Aku tak sampai hati menghitungnya.
Kisah-kisah demikian memang sangat menginspirasi.
Namun di sisi lain, juga sangat menyayat hati.
'Hebat ya, kecil-kecil sudah juara nasional Taekwondo.'
Bukan hanya dua kali kalimat senada masuk ke telinga dan menikam jiwaku.
Sudah puluhan, bahkan ratusan kali. Aku tak sampai hati menghitungnya.
Kisah-kisah demikian memang sangat menginspirasi.
Namun di sisi lain, juga sangat menyayat hati.
Langit malam punya ribuan bintang
yang indah, sempurnakan purnama.
Namun beberapa bintang menghilang dari cakrawala
tanpa ada yang mengetahui, tanpa ada yang menyadari,
lagi mencari-cari.
Aladdin dan Jasmine duduk berdua di atas karpet ajaib
yang membawa mereka terbang jauh ke udara,
melintasi keramaian jalan, gedung, kota, serta gemerlapnya di malam hari.
Mereka menyanyikan lagu sembari menatap satu sama lain penuh cinta.
Senyum bahagia turut mengembang tanpa bisa lepas dari wajah masing-masing.
Banyak orang mencari cara untuk sembuh.
Mereka bertanya ke sana kemari,
membaca buku ini-itu, artikel itu-ini,
namun sejatinya tak pernah berusaha untuk sembuh.
membaca buku ini-itu, artikel itu-ini,
namun sejatinya tak pernah berusaha untuk sembuh.
Sabtu, 29 Juni kemarin mungkin menjadi malam Minggu yang berkesan buatku!
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan perlombaan bahasa Inggris, dan seminar kepenulisan dengan Faisal Oddang sebagai bintang tamunya.
Sebenarnya, aku belum terlalu kenal dengan karya Faisal Oddang begitu melihat posternya di media sosial sekitar sebulan sebelum acara.
Tapi namanya sudah sering disebut-sebut dalam grup kepenulisan. Dan tercantum di kolom editor pada beberapa buku puisi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftar sebagai peserta seminar. Kebetulan salah satu teman lamaku menjadi panitia dalam acara ini.