Resensi-resensian : Puya ke Puya

23 Oktober

Ini adalah buku kedua dari Faisal Oddang yang saya baca, setelah Tiba Sebelum Berangkat.

Dibuka dengan pertanyaan singkat yang menggelitik, bukan hanya membuat saya tertarik membaca novel ini, tapi juga membuat saya pribadi merenung.
Kira-kira untuk apa, ya, Tuhan menciptakan surga?



Tapi tak usah membahas pertanyaan itu dulu, saya mau membahas buku ini yang habis hanya dalam satu minggu di tangan saya.

Unik.
Mungkin menjadi kata yang mampu menggambarkan kisah ini.
Seperti karya sebelumnya, Faisal kembali mengangkat kekentalan budaya Sulawesi yang khas sebagai latar belakangnya.
Membaca buku ini, membuat saya merasa seperti berada di tengah masyarakat Sulawesi, dan hidup di tengah adat tersebut.

Selain kisahnya, cara Faisal mengganti sudut pandang dari empat tokoh utama dalam cerita ini juga bisa dibilang unik.
Karena jujur saja, ini kali pertama saya menemukan gaya cerita yang seperti ini.

Satu keunikan lagi, perpindahan sudut pandangnya begitu halus, tidak membingungkan, dan punya ciri khas kuat. Saya sungguh terkagum-kagum dengan gaya penulisan Faisal yang begitu apik, dan kreatif.


Sayangnya, masih ada sedikit kesalahan ketik yang lepas dari editor pada beberapa kata di bab-bab akhir.

Terlepas dari itu, saya sangat kagum oleh buku ini.
Selain menghibur dari segi kisahnya, karya-karya Faisal Oddang selalu membuka wawasan mengenai budaya-budaya khususnya di luar pulau Jawa, yang unik, dan jarang didengar orang banyak.


Indonesia perlu lebih banyak Faisal Oddang lainnya, biar budaya kita abadi!



.
.

Rasanya saya juga harus baca karya Faisal Oddang yang lainnya!

You Might Also Like

0 komentar

Music

nlart · Maru