Yang di Singgasana
24 FebruariBetapapun,
kaki-kaki besar berlapis permata
tetap saja mampu menginjak.
Entah menginjak tanah,
sebatas berpijak.
Menginjak debu pasir,
yang tiada berarti.
Atau menginjak hal
yang bagi mereka debu.
Meski bukan abu,
dan mampu bernapas.
Pasir dan berlian,
kerikil dan terumbu karang,
kayu lapuk atau emas batang.
Yang berkilau yang dipilih,
yang bersinar yang dihargai,
yang kusam dilupakan,
yang kusam diabaikan,
yang pudar dikucilkan,
dibiarkan menghilang.
Itulah dunia.
0 komentar