Jam istirahat masih terlalu jauh tuk dinanti kehadirannya,
manusia-manusia yang sudah gatal bibirnya digigit oleh kebosanan pun berkumpul sejenak.
Ingin mengusir gatal dengan kata-kata, dengan cerita.
"Dulu nenekku punya tanah besar di kota A. Tapi sekarang sudah jadi kebun," tukas seorang ibu 60 tahunan.
"Sudah dibeli tanahnya, Bu?" timpal ibu yang lain. Usia 40 tahunan, punya 3 cucu yang menunggu di rumah.
"Nggak ada yang beli, tiba-tiba udah jadi kebun. Waktu meninggal anaknya nggak ada yang tahu soal tanah itu. Surat-suratnya juga nggak lengkap."
"Loh, kok sayang. Harusnya ya diurus surat-suratnya itu, Bu. Masa nggak punya surat-surat tanahnya?"
"Nggak. Maklum, orang kuno. Nenek saya nggak ngerti masalah begituan."
Aku hanya diam mendengarkan perbincangan mereka. Karena tak mengerti masalah demikian. Lagipula, bibirku tidak gatal. Melainkan telingaku, yang gatal ingin mendengar kisah-kisah inspiratif. Sedang butuh inspirasi, kabarnya.
Sayang sekali, ya, kalau dipikir-pikir.
Sang nenek mengumpulkan harta. Mungkin juga dibantu puasa dari segala inginnya. Puasa dari hobi, bahakan keperluan-keperluan yang berpotensi mengurangi saldo hartanya.
Tapi setelah ia meninggal, harta yang diperoleh sirna begitu saja. Tidak berguna di bumi, juga tidak dibawa mati.
"Lahya, kalau dipikir-pikir buat apa ya, orang bingung ngumpulin harta sampe stress nggak keruan," ucapan ibu enam puluh tahunan tadi menyadarkanku dari lamunan singkat.
"Iya, memang betul apa kata Tuhan Yesus ya. Cukupkan apa yang ada padamu."
"Betul bu, hidup dibuat santai ae, wes. Menikmati apa yang ada."
Ibrani 13:5a
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
manusia-manusia yang sudah gatal bibirnya digigit oleh kebosanan pun berkumpul sejenak.
Ingin mengusir gatal dengan kata-kata, dengan cerita.
"Dulu nenekku punya tanah besar di kota A. Tapi sekarang sudah jadi kebun," tukas seorang ibu 60 tahunan.
"Sudah dibeli tanahnya, Bu?" timpal ibu yang lain. Usia 40 tahunan, punya 3 cucu yang menunggu di rumah.
"Nggak ada yang beli, tiba-tiba udah jadi kebun. Waktu meninggal anaknya nggak ada yang tahu soal tanah itu. Surat-suratnya juga nggak lengkap."
"Loh, kok sayang. Harusnya ya diurus surat-suratnya itu, Bu. Masa nggak punya surat-surat tanahnya?"
"Nggak. Maklum, orang kuno. Nenek saya nggak ngerti masalah begituan."
Aku hanya diam mendengarkan perbincangan mereka. Karena tak mengerti masalah demikian. Lagipula, bibirku tidak gatal. Melainkan telingaku, yang gatal ingin mendengar kisah-kisah inspiratif. Sedang butuh inspirasi, kabarnya.
Sayang sekali, ya, kalau dipikir-pikir.
Sang nenek mengumpulkan harta. Mungkin juga dibantu puasa dari segala inginnya. Puasa dari hobi, bahakan keperluan-keperluan yang berpotensi mengurangi saldo hartanya.
Tapi setelah ia meninggal, harta yang diperoleh sirna begitu saja. Tidak berguna di bumi, juga tidak dibawa mati.
"Lahya, kalau dipikir-pikir buat apa ya, orang bingung ngumpulin harta sampe stress nggak keruan," ucapan ibu enam puluh tahunan tadi menyadarkanku dari lamunan singkat.
"Iya, memang betul apa kata Tuhan Yesus ya. Cukupkan apa yang ada padamu."
"Betul bu, hidup dibuat santai ae, wes. Menikmati apa yang ada."
Ibrani 13:5a
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
Tidak kutemukan cinta
pada 'Aku cinta kamu'
yang diucapkan oleh seorang pemuda
pada kekasih yang duduk di sisinya.
Tidak kutemukan cinta
pada sentuhan jemari sang pemuda
yang dia bilang 'ekspresi cinta'
namun bak petualang.
Baru beberapa jam mentari bangun dan bergantung di langit, sengatannya pun belum genap terasa. Namun puluhan kepala telah memadati ruangan.
Ada yang duduk termangu, menatap dinding dengan bosan. Ada yang sibuk dengan gawainya, tertawa sendiri, cemberut sendiri. Ada juga yang membuka pintu perkenalan, lalu hilang dalam perbincangan.
Ada yang duduk termangu, menatap dinding dengan bosan. Ada yang sibuk dengan gawainya, tertawa sendiri, cemberut sendiri. Ada juga yang membuka pintu perkenalan, lalu hilang dalam perbincangan.
Suara sudip bertabrakan dengan wajan terdengar lantang. Tak lama, aroma harum menguar yang kemudian diiringi suara ulekan.
"Pak, bungkus satu ya, tanpa tahu, tanpa petis," tukasku sembari memarkir motor di dekat gerobaknya.
Setelah didominasi dengan warna merah khas imlek, kini toko-toko didominasi warna merah muda.
Cokelat, bunga, dan boneka mungkin menjadi barang terlaris bulan ini. Tak lupa dengan segala pernak-pernik berbentuk hati.
Selain tahun baru Cina, Februari terkenal sebagai bulan kasih sayang. Atau Bahasa Jawanya, Valentine's Day. Yang jatuh tepat pada tanggal 14 Februari.
Meski sudah menjadi agenda tahunan, namun peringatan Valentine's Day ini masih terus memicu polemik antara pro dan kontra di negara kita.
Cokelat, bunga, dan boneka mungkin menjadi barang terlaris bulan ini. Tak lupa dengan segala pernak-pernik berbentuk hati.
by Pinterest |
Selain tahun baru Cina, Februari terkenal sebagai bulan kasih sayang. Atau Bahasa Jawanya, Valentine's Day. Yang jatuh tepat pada tanggal 14 Februari.
Meski sudah menjadi agenda tahunan, namun peringatan Valentine's Day ini masih terus memicu polemik antara pro dan kontra di negara kita.
Aku tak ingin,
namun semesta telah bersekongkol dengan ruang dan waktu,
berkolaborasi ciptakan sebuah momen–yang mungkin menyenangkan bagi sebagian orang,
tapi menyakitkan untukku.
Aku tak mau,
namun realita membuka mulutku,
dan memaksakan tubuhnya masuk ke sana,
menggeliat, merangkak, buatku menelannya bulat-bulat.
namun semesta telah bersekongkol dengan ruang dan waktu,
berkolaborasi ciptakan sebuah momen–yang mungkin menyenangkan bagi sebagian orang,
tapi menyakitkan untukku.
Aku tak mau,
namun realita membuka mulutku,
dan memaksakan tubuhnya masuk ke sana,
menggeliat, merangkak, buatku menelannya bulat-bulat.
Sekitar dua minggu terakhir ini, saya tidak bisa makan dengan nyaman, tersenyum ataupun tertawa lebar, bahkan untuk bicara saja susah, harus menahan sakit.
Saya jadi hemat sekali berbicara, kalau bisa hanya berkomunikasi dengan gumaman yang dimainkan intonasinya.
Saya jadi hemat sekali berbicara, kalau bisa hanya berkomunikasi dengan gumaman yang dimainkan intonasinya.