Mengapa Ada Kita dan Semesta?
06 Januaripernahkah terpikir mengapa kita–manusia–harus ada?
Katanya, kita ini tergolong sebagai makhluk terunggul dibanding dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi.
Nyatanya, kita adalah makhluk yang lemah dan begitu rapuh.
Harimau punya taring, gajah punya belalai, kucing pun punya cakar yang semua bisa dipakai untuk melindungi diri dan bertahan hidup.
Sedangkan manusia, tanpa akal pikiran (yang beberapa) disebut jenius itu, tidak mungkin bisa bertahan, dan sangat mudah dikalahkan mereka.
Mengapa di tengah alam semesta yang luas, indah, dan megah ini manusia seperti kita harus ada, dan ditempatkan di bumi? Di planet biru (yang kelihatannya) sudah tidak biru lagi.
Untuk apa kita ada?
Untuk apa kita hidup?
Dan mengapa kita diciptakan lebih unggul dari mereka-mereka yang lain?
Rasanya terlalu mustahil jika Yang di Luar Sana menciptakan kita hanya sekadar iseng.
Rasanya terlalu mustahil juga jika keberadaan kita hanya merupakan wujud kebetulan dari zat-zat tertentu di luar sana yang bertemu, bertabrakan, lalu beraksi menjadi kita-kita ini.
Pikirkan saja, apakah mungkin kebetulan bisa menghasilkan tubuh kita yang begitu kompleks ini?
Masing-masing kita tersusun dari ratusan tulang, ribuan jalinan saraf dan otot, jutaan sel, yang semuanya bekerja secara rapi. Bukan hanya untuk sehari-dua hari, atau seminggu saja.
Melainkan untuk puluhan, bahkan beberapa di antaranya melebihi seratus tahun.
Kebetulan macam apa yang bisa menghasilkan tatanan yang kompleks, dan sama pada tiap individu itu?
Lagipula jika benar semua ini kebetulan, lalu bagaimana dengan asal mula 'zat-zat' itu?
Apakah keberadaannya di semesta juga karena kebetulan?
Apa asal mula 'zat' itu? Apakah kehampaan juga secara kebetulan melahirkannya?
Kedengarannya sangat tidak logis.
Berarti, ada yang menciptakan kita.
Dan masing-masing kita ada bukan karena sebuah kebetulan belaka.
0 komentar