Kita Semua Adalah Pelukis

19 Juni


Kita semua adalah pelukis.
Terlahir dengan kanvas yang sama pada masing-masing easel.

Sama putih, sama besar, juga,
sama-sama selembar.
Jangan harap bisa minta yang baru ketika membuat kesalahan.
Jadi, usahakan jangan sampai membuat kesalahan.

Tapi kita kan manusia yang tak luput dari kesalahan.
Kita tidak sempurna.


Iya, memang.
Sayangnya, itu sering dijadikan alibi.

Untungnya, Dia tidak mudah luluh dengan alibi-alibi para manusia.
Satu, ya satu.


Selain kanvas, Dia juga berikan kita palet berisikan cat dengan kuantitas beragam.
Jangan kaget kalau kau melihat ada seorang yang hanya punya satu warna dalam paletnya.
Jarang, memang.
Karena kebanyakan mereka dibekali cat sebanyak 'cukup'.
Ya, sekitar dua belas sampai empat puluh delapan warna.

Dan jangan kaget juga kalau kau bertemu dengan orang-orang yang punya begitu banyak warna dalam paletnya, pula beragam kuas dalam genggamnya. Manusia spesial seperti itu memang ada, (juga) jarang jumlahnya (serta sangat beruntung, tentunya).

Bahkan, Dia juga tega tidak memberikan kuas pada manusia-manusia tertentu.


Namun, apa itu jadi penentu hasil akhirnya?


Waktu melukis dimulai, semua sibuk berkreasi.
Hanya saja, mereka yang spesial–tidak punya banyak warna, dan tidak punya kuas–butuh waktu lama untuk berpikir. Mencari jalan keluar dari keterbatasan yang ada.

Sementara yang spesial lainnya sudah melukis sampai ke mana-mana.

Waktu terus berjalan, dan si Pelukis Tanpa Kuas mulai memainkan jarinya yang berlumur cat di atas kanvas, hingga terciptalah sebuah lukisan.
Si Pelukis Dengan Satu Warna Cat pun tak kehabisan akal, ia mulai melukis, mengandalkan warna kanvas dan cat yang (untungnya) kontras. Hingga terciptalah sebuah lukisan.

Dan Para Pelukis Standar–dengan duabelas hingga empat puluh warna pada paletnya–menghasilkan lukisan yang ....
biasa-biasa saja.
Ada, sih, yang indah. Tapi jumlahnya tidak lebih dari jari tangan.


Bagaimana dengan Pelukis Spesial (yang punya ratusan warna cat pada paletnya)?
...
hancur.

Membuat sakit mata.
Karena saking banyak dan tidak nyambungnya warna-warna itu.
Sang pelukis bingung, ingin menggunakan banyak warna, tapi serakah.




Kamu pelukis yang mana?

Banyak-sedikitnya cat tidak menjamin lukisanmu indah. Jadi, jangan menyerah atas keadaan yang ada.
Karena Dia pasti berikan sesuai kapasitas kita, sesuai kemampuan kita.

Gunakan kanvas yang cuma satu ini sebaik mungkin, ya!

You Might Also Like

1 komentar

Music

nlart · Maru