Suara

26 Juni



Ada banyak suara bergelimang dalam bumi.
Dan telinga–penangkap suara pada manusia–tidak bisa memilih akan mendengar suara apa saja.



Semua suara pada semesta, entah itu suara indah nan menyenangkan hati, atau suara surau nan sumbang yang mampu merobek jiwa,
semua melaju begitu saja
masuk ke daun telinga.

Maka keputusan pemilik telinga setelah itu menjadi penting.
Sebab suara tidak tahan lama. Hanya melintas di daun telinga, lalu hilang di udara.
Namun kau bisa temukan jejak suara itu pada bagian otak yang merekamnya,
kemudian dia simpan dalam wujud kenang, lara, ataupun dendam.


Bukan telinga yang salah,
bukan semesta yang salah.

Bukan juga kamu yang salah
jika penghasil suara itu
memang embuskan duri melalui lidah bibirnya
yang kemudian berkolaborasi dengan udara.

Tapi kamu salah
jika biarkan suara-suara itu merebak, penuhi benak.
Jika biarkan duri itu berlama-lama tertancap di jantungmu,
hingga kamu berdarah,
sakit sendiri,
hancur sendiri.


Cabut durinya,
dan buang jauh-jauh.
Lalu kamu harus segera sembuh.



Jadi, untuk suara yang tidak berguna,
buat apa kau dengar,
lagi kau rekam dalam ingatan?

Buang saja di udara.

You Might Also Like

1 komentar

Music

nlart · Maru