Bertemu Faisal Oddang!

03 Juli


Sabtu, 29 Juni kemarin mungkin menjadi malam Minggu yang berkesan buatku!

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan perlombaan bahasa Inggris, dan seminar kepenulisan dengan Faisal Oddang sebagai bintang tamunya.
Sebenarnya, aku belum terlalu kenal dengan karya Faisal Oddang begitu melihat posternya di media sosial sekitar sebulan sebelum acara.
Tapi namanya sudah sering disebut-sebut dalam grup kepenulisan. Dan tercantum di kolom editor pada beberapa buku puisi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftar sebagai peserta seminar. Kebetulan salah satu teman lamaku menjadi panitia dalam acara ini.



Tak lama setelah itu, aku menyempatkan diri mencari buku-buku karyanya, dan tentu membacanya.
Satu dari bukunya yang kubaca berjudul Tiba Sebelum Berangkat, punya latar belakang, serta plot cerita yang unik.


Tapi kali ini aku tidak akan menceritakan karyanya, karena aku juga belum selesai membaca novel ini, hihi.
Sabtu kemarin, Faisal membagikan beberapa kisahnya ketika menulis, dan bagaimana pengaruh peradaban, serta kebudayaan dalam wajah sastra Indonesia. Sesuai dengan tema seminarnya, 'Literary Works From Your Own Culture'. Lanjutnya, Faisal menjelaskan bahwa dalam menulis kita perlu banyak membaca, juga memahami sudut pandang sebanyak mungkin.
Karena sastra sejatinya cerminan dari realita. Sekalipun genre-nya fiksi, namun tetap saja karya tersebut mencomot sesuatu yang ada di realita.



Selain itu, Faisal Oddang juga membahas mengenai budaya literasi Indonesia yang masih sangat kurang. Menurutnya, itu disebabkan oleh 3 hal.
Profesi penulis yang kurang diakui keabsahannya sebagai salah satu profesi, keberadaan perpustakaan dan jam bukanya yang bertabrakkan dengan jam kerja, serta harga buku yang tergolong mahal.

Akupun mengiyakan alasan ketiga itu, karena nyatanya memang perlu perjuangan dan komitmen khusus untuk bisa membeli buku tiap bulannya. Buku masih dipandang sebagai hal yang mewah bagi masyarakat Indonesia. Bagi mereka, buku ada di nomor kesekian dalam daftar prioritas. Ditambah dengan menjamurnya buku-buku adaptasi Wattpad yang kebanyakan bergenre romance, teenlit.
Dan tampaknya, itu tidak terlalu membantu memperluas wawasan, dan bukan termasuk sebagai buku bacaan buatku pribadi, hanya sebagai hiburan saja.


Aku tidak sempat bertanya, karena pertanyaan yang muncul di benakku sudah ditanyakan peserta lain. Dan lupa dengan pertanyaan yang sebenarnya sudah kurancang dari jauh-jauh hari, berkaitan dengan karyanya Tiba Sebelum Berangkat ini.

Ya sudahlah.


Aku sudah berniat untuk meminta tanda tangannya sejak awal kedatangan. Sampai-sampai buku Tiba Sebelum Berangkat, serta bolpoin sudah kusediakan, beserta ancang-ancang siap mengejarnya.

Awalnya, sempat kecewa karena kukira dia sudah pulang. Aku kehilangan jejaknya karena asyik menonton teater yang disuguhkan.
Beruntung, temanku (yang jadi panitia acara ini) menelepon dan memberi kabar bahwa Faisal belum pulang tepat saat aku sampai ke parkiran motor.
Dengan semangat aku berlari kembali ke gedung seminar, mengejar Faisal Oddang, demi meminta foto dan tanda tangannya.


Seminar hari itu sangat memberiku semangat dan inspirasi.
Aku juga ingin bukuku dipajang pada rak yang sama dengan buku-bukunya di toko.
Dan aku jadi sadar, bahwa menulis bukan hal mudah, ada begitu banyak penulis lainnya yang lebih hebat, lebih pandai daripadaku.
Pertanda bahwa perjuangan masih panjang, dan aku harus berusaha lebih keras lagi!

You Might Also Like

1 komentar

Music

nlart · Maru