Amnesia 24 April Pada detik ke seribu limaratus satu, percakapan kita di sisi tembok kayu aku amnesia terbentur kencang debar dalam dada. Sebab senyumnya yang pualam garis tawa, dan cakapnya hanyutkanku dalam arus kalam. Seketika aku lupa alasanku dilahirkan. Yang kuingat hanya kamu. 21.55 Share This Story Share on Facebook Share on Twitter Pin this Post Tags: Puisi, Sastra Posting Lebih Baru Posting Lama You Might Also Like 0 komentar
0 komentar