Singgah Sebentar
18 AprilTadi hujan datang.
Ingin singgah sebentar, katanya.
Maka kubiarkan ia duduk
pada pelataran yang kering.
Meski sejenak, hadirnya begitu nyata.
Ada secercah harap, bahwa hari yang terik akan segera berakhir.
Tiada lagi peluh, atau lelah yang bebani punggungmu.
Sinar mentari sudah pergi diusir hujan.
Tiada lagi resah, angin dingin telah berhembus,
hapus air mata hangatmu.
Jadi kubiarkan ia menetap, meski ia tak pernah setuju untuk menetap.
Maka setelah awan hantarkannya, ia pergi.
Tanpa pertanda, atau ucapan perpisahan.
Tinggalkan kenangan yang bertebaran.
0 komentar