Aksara yang Ditulis Ibu
17 Meimemadatkanmu hingga susut kembali
jadi bayi mungil nan menggemaskan.
Yang tawanya dapat diundang dengan tepukan tangan,
suara-suara nyanyian,
atau tiruan-tiruan suara lain dari mulut ibu.
Yang senyumnya mudah tersungging
hanya dengan rentangan tangan ibu,
menanti jarak segera lenyap ditelan kaki mungilmu.
Yang tangisnya mudah terhenti kala ibu menggendong,
mendekapmu erat-erat sekali di bahu,
lalu kau jadikan bantal tidurmu.
Tidak seperti hari-hari ini,
tangismu baru hilang
setelah lembar-lembar rupiah kau genggam,
senyummu—yang hilangkan penat ibu—baru tersungging
pada teman dekat (atau pacar) itu.
Bahkan tawamu baru muncul
setelah lama ibu menepuk tangan
pada ratus, mungkin ribuan helai baju,
demi membeli benda mahal serbaguna
yang kau idam-idamkan itu.
(katanya untuk menghubungkanmu pada dunia luar)
Nak, seandainya saja,
Pencipta memberi ibu satu permintaan
mungkin memintamu jadi bayi selamanya
adalah satu-satunya permintaan ibu.
Supaya ibu bisa menguncimu dalam pelukan dengan mudah,
dan dapat membawamu ke mana saja
karena ibu begitu menyayangimu.
Sayang,
ibu tak pernah menyesal melahirkanmu.
Hanya saja,
ibu menyesal membiarkan waktu dan ruan mengikismu jadi seperti ini.
0 komentar