Pamit
30 MeiAku berharap,
bisa benar-benar pamit dari hadapmu.
Aku berharap,
bisa pamit dari rasa ini
selamanya.
Meski kutepis,
rindu selalu berhasil menangkapku,
kemudian membelenggu erat-erat
sisakan ruam merah yang belum tentu terobati
oleh sekian temu.
Meski kutolak,
rindu selalu berhasil memburuku,
kemudian mencekik kuat-kuat
sisakan secercah nafas yang bisa jadi hilang
kalau kamu 'tak datang.
Singkatnya, aku rindu kamu
dan inginkan kamu
di sini.
Pada sebuah kursi, di ujung meja
sebuah perpustakaan, sebelum senja.
0 komentar