Danau Lain Waktu
22 Mei
Kamu ada waktu luang?
Sini-sini sebentar, aku mau bercerita padamu.
Sini-sini sebentar, aku mau bercerita padamu.
Di sisi rumahku, ada segenggam danau yang muaranya lautan
lepas.
Entah bagaimana ceritanya, danau itu tiba-tiba ada.
Dan
memang,
pada selubung tak terlihat, ia bermuara di lautan indah,
pada selubung tak terlihat, ia bermuara di lautan indah,
bak kolam
permandian seluruh jagad raya.
Pada segumpal air di tubuhnya yang cemerlang,
aku melihat pantulan diri,
yang bahkan tak pernah kusadar wujudnya.
Pula ikan-ikan, kerang-kerang, dan pasir putih di dasar.
aku melihat pantulan diri,
yang bahkan tak pernah kusadar wujudnya.
Pula ikan-ikan, kerang-kerang, dan pasir putih di dasar.
Pada sedesir angin di mukanya,
aku merasakan cinta dari Pencipta,
yang begitu lembut membelai,
hapuskan gundah serta resah di dada.
aku merasakan cinta dari Pencipta,
yang begitu lembut membelai,
hapuskan gundah serta resah di dada.
Dan pada sehampar lapang bebungaan,
di sisi-sisi bibirnya,
buatku ingin tinggal di sini saja.
Selama mungkin,
kalau bisa sampai selamanya berakhir.
di sisi-sisi bibirnya,
buatku ingin tinggal di sini saja.
Selama mungkin,
kalau bisa sampai selamanya berakhir.
Namun segenggam danau itu berangsur pudar,
ditelan oleh hangat mentari pagi.
Segenggam danau itu hilang,
bersama dengan segala yang tinggal kenangan.
Segenggam danau itu hilang,
tanpa sempat aku menggenggamnya,
atau sekadar abadikan dalam ingatan,
menatapnya lekat-lekat sebelum pudar.
bersama dengan segala yang tinggal kenangan.
Segenggam danau itu hilang,
tanpa sempat aku menggenggamnya,
atau sekadar abadikan dalam ingatan,
menatapnya lekat-lekat sebelum pudar.
Segenggam danau itu hilang,
lenyap,
tak bersisa,
lenyap,
tak bersisa,
sebab aku lelah,
putus asa padanya.
0 komentar