Kedua Kalinya!

20 Januari

Jumat kemarin, sepulang kerja.

Badanku rasanya lemas, pengen istirahat. Karena batuk-pilek yang tak kunjung sembuh.

Memang, cuaca di Surabaya akhir-akhir ini kurang bersahabat dan nggak bisa diprediksi.
Waktu pagi bisa saja langit kelihatan cerah, tapi siang mendadak mendung dan turun hujan deras sampai malam. Ini yang bikin banyak orang jadi sakit.
Berawal dari sebuah gorengan antah berantah yang bikin sakit tenggorokan berujung batuk, ditambah dengan banyaknya orang kantor yang kena flu. Duh, padahal akhir Desember kemarin baru kena flu juga. Capek deh.

Tapi, begitu lihat di meja belajar ada bungkusan, semua rasa lelah pun sirna.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga!


19-23 Desember 2018 kemarin, aku coba ikut sayembara puisi dari Mandala Penerbit (lagi). Kali ini temanya Semesta dan Maaf. Pilihan yang sulit

Seperti yang teman-teman tahu, puisiku kebanyakan menggunakan kata 'Semesta', atau menggunakan objek yang ada di semesta. Seperti senja, purnama, hujan, dan lain sebagainya.
Jadi pertama kupikir lebih enak pilih tema semesta aja.
Tapi waktu mau nulis kok bingung juga. Temanya semesta, berarti isi puisiku harus menjelaskan tentang semesta. Padahal selama ini aku pakai semesta sebagai penambah kesan puitis aja. Sebagai diksi.

Sampai di hari terakhir (23 Desember), aku masih belum menemukan puisi mana yang harus kukirim. Sudah ada beberapa sketch di buku tulis, juga di kertas buram yang berserakan di meja belajarku. Tapi belum ada satupun yang kurasa pantas untuk dikirim. Rasanya jadi hopeless.
Sempat terpikir untuk nggak ikutan sayembara dulu, karena aku merasa puisi-puisi yang udah ditulis semuanya nggak bikin srek.

Tapi di detik-detik terakhir mendadak ada sebuah kekuatan #paansih. Rasanya sayang aja kalo aku nggak ikut. Lebih baik gagal karena mencoba, daripada gagal karena nggak mencoba, kan?

Okei deh, aku ambil salah satu puisi yang udah jadi, di edit-edit sedikit, kirim!
Puisi itu terkirim di email penerbit jam 19.59, sedangkan deadlinenya adalah 20.00. Mepet sekali Ferguso :D.



Dannn, Puji Tuhan puisiku terpilih!!!
Rasanya senang tak terkira.

Oh ya, aku juga sempat ikut sayembara puisi dari Ellunar Publish dengan tema Suara.
Di website penerbit, namaku tercantum sebagai penyair terpilih! AAAAAAAAA!!!!
Sumpah, pengen teriak. Tapi waktu itu baca pengumumannya pas di kantor, ya masa aku teriak-teriak sendiri.


Aku juga sempet hopeless waktu ikut lomba ini. Beneran nggak ada inspirasi buat nulis tentang suara. Udah bikin question di Instagram story, tapi gaada yang respon #uu kacian.
Akhirnya dapat inspirasi di detik-detik terakhir. Emang the power of kepepet itu sungguh ada ya :D.

Okei, akhirnya kukirimlah puisi itu. Eh, waktu cek daftar peserta aku merasa minder sekali lagi. Karena peserta yang ikut lomba puisi itu ada 1800++ orang. Buanyakk banget.
Dan yang dipilih nantinya cuma 300++ orang. 
Tapi ternyata akhirnya aku masuk dalam deretan penyair terpilih.
Oh, terima kasih Tuhan!

Jadi kalau disuruh menggambarkan minggu ini dengan 1 kata:
EMAZING!





Beli buku puisi Untaian Maaf bisa langsung DM via IG-ku ya!
*promosi sekalian dong :D

You Might Also Like

0 komentar

Music

nlart · Maru